Senin, 22 Juni 2015

Personal Review

Akhirnya tergoda juga sama matic Honda. Beli bukan karena kebutuhan tapi hanya tetarik sama disain bodynya yang atraktif dan minim garis lengkung. Sebelumnya saya sangat konsisten sama Yamaha karena menurut saya matic Honda sebelum ini disainya tidak menarik, kurang sporty, terlalu bergaya tua, ditambah lagi karakter mesin yang kasar saat distarter, dan sambungan antar body plastik yang mudah rengang dan bergetar menimbulkan bunyi yang menyedihkan.


Pada awalnya saya lebih fokus mengkoleksi matic Yamaha yang selama ini terkenal sangat presisi, dengan disain menarik dan sporty. Posisi stir rendah sangat menguatkan kesan sporty, dibanding motor matic Honda yang sebelumnya masih mengunakan konfigurasi setir tinggi yang lebih cocok dan nyaman dipakai Ibu-ibu. Pertama kali kemunculan Xeon 125 Forge Piston saya sudah mulai terpesona sama matic Yamaha, posisi setir yang sporty ditambah disain yang menarik membuat saya melupakan Honda. Bahkan pada saat Yamaha melaunching Mio SOUL GT Eagle Eyes sayapun kembali tergiur dengan disain body yang sempurna dari sudut ke sudut, warna generasi pertama yang senada dan minim striping, serta head lamp Eagle Eye yang sangat menawan, ditambah emblem SOUL GT 3D yang menambah kesan exclusive. Hanya saja karena berbasis Mio, dimensinya terlalu mungil sehingga kurang nyaman dipakai. Tapi sekedar buat barang koleksi masih oke.

Tapi kini sepertinya saya harus memperhitungkan si Honda, sejak kemunculan New V-Techno 2015 dengan disain yang tegas dan atraktif begitu sempurna berpadu dengan lampu depan patah-patah mirip moncong hiu. Bukan hanya disain, Honda juga sudah 'bertobat' dengan memperbaiki suara electric starter yang kasar. Kini, New V-Techno 2015 mesinya sudah bisa langsung menyala tanpa didahuliu dengan suara electric starter, dua jempol buat New V-Techno 2015.

Bagi penguna setia Yamaha cobalah naik motor ini, dalam kondisi motor distandar tengah duduk dan pegang kedua setirnya serta kaki menapak pada dek bawah. Pejamkan mata dan rasakan posisi setirnya, Anda dijamin lupa jika sedang naik matic Honda karena posisi setirnya akan langsung mengingatkan Anda pada matic Yamaha.

Test Ride 45km

Berikut hasil test ride 45km yang saya lakukan. Hasil ini bukan parameter obyektif tentunya, karena hanya bersifat pendapat pribadi dari orang yang tidak begitu mahir naik motor. Karena sangat jarang melakukan aktifitas menggunakan motor, jadi agak kaku jika Sensasi pertama yang saya rasakan saat memencet electric starter sungguh terasa nyaman. Sama sekali tidak terdengan bunyi electric starter tiba2 mesin langsung menyala dengan lembut.

Setelah memastikan peralatan safety terpakai (Masker mulu & hidung - Helm SNI SNI/DOT warna cerah - Jaket - Rompi safety warna cerah dengan garis scotlight - Sarung tangan rider - Sepatu yang menutup mata kaki) langssung start dengan kecepatan sedang. Baru buka gas sedikt jarum speedo meter langsung tegak ke angka 70kpj. Body masih terasa mantab dan suara mesin tetap halus dan minim getaran. Karena masih dirasa aman, tarik gas sedikit lagi hanya dalam hitungan detik jarum speedo langsung bergeser ke angka 90kpj. Pada kecepatan ini jika gas ditahan pada posisi jalan lurus ada gejala kecepatan semakin bertambah sedikit demi sedikit sampai mendekati 100kpj.

Karena dirasa cukup dan untuk mengantisipasi kondisi lalin dan lubang jalan yang membahayakan kecepatan kembali saya turunkan pada batas ideal luar kota 80kpj. Selama test ride menempuh jarak 45km, pp sekitar 90km tenaga mesin terasa padat dan yang paling menakjubkan mesinnya sangat halus dan minim getaran (sangat berbeda dengan mesin honda pada umumnya). Kekurangan yang paling saya rasakan adalah jok yang terlalu keras dan rodanya kecilnya berpotensi bahaya jika sampai masuk lubang jalan yang kadang sulit diprediksi. Mungkin karena matic bukan type motor untuk dipakai luar kota, untuk itu kita sendirilah yang harus selalu waspada dan melakukan safety riding demi keselamatan diri dan pengendara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar